More Goodies @ NackVision M@jeli$ sOCrates: BERFIKIR BIJAK <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7640796665781499127\x26blogName\x3dM@jeli$+sOCrates\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://majelissocrates.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://majelissocrates.blogspot.com/\x26vt\x3d-8202504170161411585', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>
Rabu, 18 Juni 2008

BERFIKIR BIJAK

Oleh : a_dhIe


Berfikir Kritis,Kreatif = Berfikir Bijak ini merupakan Frame of thinking yang sering diusung oleh berbagai komunitas, namun sebuah analisis dapat mengidentifikasi pernyataan itu dengan konsep :

Sensasi
Persepsi
Berfikir
Memory


Sensasi : Penerimaan Stimuli akan Menjadi sebuah Persepsi(informasi) yang kemudian akan disimpan dalam memory selanjutnya melakukan Proses berfikir untuk medapatkan pola fakir yang Bijak.
Menurut Penulis bahwa seseorang dikatakan berfikir bijak, kritis dan kreatif manakala bisa berfikir sesuai dengan prosedur itu, bila seseorang hanya melakukan suatu proses dan berhenti pada tahapan memory, maka secara tidak sadar ia telah mendapatkan suatu pengetahuan yang bersifat DOKTRIN. Dan Truth Claim-lah yang akan mengendap pada dirinya. sehingga tidak ada bedanya antara Mahasiswa dan Masyarakat awam yang tidak bisa membedakan antara problematika Ta’aquli dan Ta’abbudi.dan ironisnya ketika Mahasiswa mengaku dirinya sebagai “Agen Social Of Change” sedangkan pola fikirnya saja berhenti pada tatanan memory. Dan lambat laun eksistensi kita dipertanyakan. Problem Solving-nya kita harus bisa memposisikan pola fakir kita antara tekstual dan kontekstual.
Imbasnya selanjutnya adalah ketakutan untuk berfikir akan mengendap dalam mind set kita. Doug Hall menugkapkan sebuah teori Tentang Ketakukan:
semakin besar ketakutan semakin sedikit ide diutarakan
semakin sedikit ide diutarakan, semakin sedikit ide didapatkan
semakin sedikit ide didapatkan, semakin besar ketakutan.
Kembali keatas
Ketakutan yang dibiarkan laksana lingkaran tak berujung yang akan terus mengendap dalam diri, dan disana dibutuhkan keberanian untuk memunculkan tradisi berfikir. Mengutip dari kaidah Ilmu Mantik “Al-Ihsan Hayawan An-Nathiq “dan pernyataan Rane Descartes “Cogito Ergo Sum” aku ada karena aku berfikir.
Apalagi bila kita menganalisis ayat-Ayat dalam Al-qur’an yang banyak mengungkapkan kewajiban seseorang untuk berfikir kritis dengan konsekuensi logis kita tetap dalam jalur ke islaman, bila pola fikir kita tidak mampu menembus hal-hal yang tak terbatas, maka kita kembalikan pada konsep keimanan kita yaitu berpegang pada Al-Qur’an dan As-Shunnah.
Wallahu A’lam Bisshawab…….
By