Manifestasi Cinta
MANIFESTASI CINTA
(Sebuah Renungan Tanpa Akhir)
Oleh : A_dHie
Apa pun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),itu semua hanyalah kulit.Sebab, inti dari Cinta adalahSebuah rahasia yang tak terungkapkan.(Rumi, Diwani Syams 2988)
Malam yang buta terdengar alunan percikan butiran suci air sebagai manifestasi Rahmat dari Sang Khaliq, seakan menari menghias heningnya malam, Bisikan lirih mengusik relung-relung qalbu, terdengar Syekh al-Akbar Muhyiddin Ibn Arabi berbisik mesra,” Manifestasi Cinta”. Sungguh menggetarkan dinding-dinding kegelapan hati ini. Beliau berbisik lirih ”Cintailah Tuhan mu”, Cinta menyebar secara absolut kepada segala sesuatu di dalam ciptaan, tanpa batasan, karena ciptaan secara esensial adalah indah dan cantik – baik yang kita sebut indah maupun yang jelek. Tuhan cinta untuk dikenal (ahbabtu an a’rif), dan peluang untuk pengetahuan ini secara khusus diberikan kepada manusia, secara potensial adalah wadah manifestasi cinta yang paling sempurna. Terbesit dalam hati ini, mampukah hamba menggapai cinta-Mu??? Sedang hati hamba tak mampu melepas belenggu perhiasan dunia yang Kau ciptakan, ternyata jeritan-jeritan hati ini tak mampu melepas belenggu cinta duniawi, tak salah ketika orang bijak berkata” Manusia adalah anak-anak dunia, sedang dunia adalah ibunya”. Bukan hal yang mudah melakukan suatu penyingkapan permanen yang tak kan pernah berakhir, meskipun itu adalah maqam tertinggi di mana Allah disingkapkan kepada para hamba-Nya yang mengenal-Nya – ini (disebut) wahyu rasa (dzauq). Ternyata hamba hanya mampu melakukan penyingkapan yang memiliki akhir (kepuasan/riyy), karena tujuan hamba minum adalah untuk memuaskan dahaga.
Cinta adalah minum tanpa akhir! Yang tak terpuaskan dan tak pernah terpuaskan, mampukah hamba meneguk setitik air cinta yang mampu menghilangkan rasa dahaga?
Plato mengatakan,“Manusia pada mulanya akan mengejar setiap yang diinginkan dan dicintainya dengan dambaan dan harapan yang luar biasa. Namun ketika yang disukai itu sudah ia dapatkan, maka kecintaan dan kesukaannya akan segera berubah menjadi kebosanan dan kejenuhan”. Bukankah hal ini sangat aneh dan mengherankan?
Cinta memang suatu rahasia yang tak terungkap dan selalu menjadi teka-teki dalam kehidupan manusia.
Apa saja yang menjadi objek hasratmu,pergilah, leburkan dirimu dalam diri kekasih itu,Hancurkan bentuk dan sifatmu.Jika engkau mengharapkan cahaya, siapkan dirimu untuk menerimanyaJika engkau berharap jauh dari Tuhan,kembangkan egomu dan doronglah keakuanmu!
Dan jika engkau berharap untuk menemukan jalan keluar dari penjara ini,jangan palingkan kepalamu dari sang Kekasih
tetapi tunduk dan mendekatlah.
Tuhan telah menanamkan dalam hatimu
hasrat untuk mencari-NYA.
Jangan melihat kelemahanmu
tetapi tetapkan dirimu
dalam pencarian itu
Setiap pencari layak
melakukan pencarian ini
Berjuang keraslah terus
sampai jiwamu terlepas
dari penjara materi ini(Rumi, Matsnawi V : 1733-5)
(Sebuah Renungan Tanpa Akhir)
Oleh : A_dHie
Apa pun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),itu semua hanyalah kulit.Sebab, inti dari Cinta adalahSebuah rahasia yang tak terungkapkan.(Rumi, Diwani Syams 2988)
Malam yang buta terdengar alunan percikan butiran suci air sebagai manifestasi Rahmat dari Sang Khaliq, seakan menari menghias heningnya malam, Bisikan lirih mengusik relung-relung qalbu, terdengar Syekh al-Akbar Muhyiddin Ibn Arabi berbisik mesra,” Manifestasi Cinta”. Sungguh menggetarkan dinding-dinding kegelapan hati ini. Beliau berbisik lirih ”Cintailah Tuhan mu”, Cinta menyebar secara absolut kepada segala sesuatu di dalam ciptaan, tanpa batasan, karena ciptaan secara esensial adalah indah dan cantik – baik yang kita sebut indah maupun yang jelek. Tuhan cinta untuk dikenal (ahbabtu an a’rif), dan peluang untuk pengetahuan ini secara khusus diberikan kepada manusia, secara potensial adalah wadah manifestasi cinta yang paling sempurna. Terbesit dalam hati ini, mampukah hamba menggapai cinta-Mu??? Sedang hati hamba tak mampu melepas belenggu perhiasan dunia yang Kau ciptakan, ternyata jeritan-jeritan hati ini tak mampu melepas belenggu cinta duniawi, tak salah ketika orang bijak berkata” Manusia adalah anak-anak dunia, sedang dunia adalah ibunya”. Bukan hal yang mudah melakukan suatu penyingkapan permanen yang tak kan pernah berakhir, meskipun itu adalah maqam tertinggi di mana Allah disingkapkan kepada para hamba-Nya yang mengenal-Nya – ini (disebut) wahyu rasa (dzauq). Ternyata hamba hanya mampu melakukan penyingkapan yang memiliki akhir (kepuasan/riyy), karena tujuan hamba minum adalah untuk memuaskan dahaga.
Cinta adalah minum tanpa akhir! Yang tak terpuaskan dan tak pernah terpuaskan, mampukah hamba meneguk setitik air cinta yang mampu menghilangkan rasa dahaga?
Plato mengatakan,“Manusia pada mulanya akan mengejar setiap yang diinginkan dan dicintainya dengan dambaan dan harapan yang luar biasa. Namun ketika yang disukai itu sudah ia dapatkan, maka kecintaan dan kesukaannya akan segera berubah menjadi kebosanan dan kejenuhan”. Bukankah hal ini sangat aneh dan mengherankan?
Cinta memang suatu rahasia yang tak terungkap dan selalu menjadi teka-teki dalam kehidupan manusia.
Apa saja yang menjadi objek hasratmu,pergilah, leburkan dirimu dalam diri kekasih itu,Hancurkan bentuk dan sifatmu.Jika engkau mengharapkan cahaya, siapkan dirimu untuk menerimanyaJika engkau berharap jauh dari Tuhan,kembangkan egomu dan doronglah keakuanmu!
Dan jika engkau berharap untuk menemukan jalan keluar dari penjara ini,jangan palingkan kepalamu dari sang Kekasih
tetapi tunduk dan mendekatlah.
Tuhan telah menanamkan dalam hatimu
hasrat untuk mencari-NYA.
Jangan melihat kelemahanmu
tetapi tetapkan dirimu
dalam pencarian itu
Setiap pencari layak
melakukan pencarian ini
Berjuang keraslah terus
sampai jiwamu terlepas
dari penjara materi ini(Rumi, Matsnawi V : 1733-5)
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home